Informasi Peranan Tes HIV

Hubungan Seksual Membawa Penyakit HIVMEDIKALOGI.COM – Dari dahulu hingga kini, penyakit HIV masih menjadi musuh tangguh manusia dan selalu menjadi momok yang menakutkan.

Data statistik dari Kementerian Kesehatan Indonesia menunjukkan bahwa penderita HIV (Human Immunodeficiency Virus) terus meningkat dari tahun ke tahun, dan akan terus akan berlangsung di masa mendatang bila tidak diambil tindakan baik dalam upaya penemuan kasus-kasus baru, pengobatan dan pencegahan.

Sebagai gambaran, setiap tahun diperkirakan terdapat 638.642 penderita dengan HIV, ditemukan 71.754 kasus baru dan menyebabkan kematian pada 25.484 penderita.

Pada artikel ini hanya menitiberatkan peranan tes HIV  untuk menambah pengetahuan para pembaca/pengunjung blog ini tentang penyakit HIV serta upaya pencegahannya.

Apakah HIV itu?

HIV adalah sejenis virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh, sehingga pengidapnya mudah terserang infeksi atau sejenis kanker tertentu. Pada awalnya mungkin pengidap tidak atau belum memperlihatkan gejala atau tanda infeksi, tetapi dapat menularkan kepada orang lain baik melalui hubungan seksual atau jarum suntik atau benda tajam lainnya yang tercemar virus HIV.

Hal ini karena dari masuknya virus ke dalam tubuh sampai timbulnya gejala memerlukan waktu antara 5 sampai 10 tahun, sehingga pada masa tanpa gejala itu penularan dapat terjadi. Sudah barang tentu infeksi HIV yang tidak diobati akan berkembang menjadi penyakit yang berat dan akan berakhir dengan kematian.

Gejala penyakit maupun kematian disebabkan oleh infeksi yang menyerang tubuh dengan daya kekebalan yang rendah dinamakan infeksi oportunistik. Dikatakan oportunistik karena bakteri, virus atau parasit tersebut tidak berbahaya bagi orang yang kekebalan tubuhnya normal. Infeksi yang berat atau sudah lanjut biasanya disebut sebagai AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome).

Faktor Risiko Infeksi HIV

Kebanyakan infeksi didapat melalui hubungan seksual atau jarum suntik, penularan cara lain jarang.

Penularan melalui hubungan seksual bila :

  • Mempunyai penyakit infeksi menular seksual.
  • Berhubungan seksual dengan pasangan penderita HIV.
  • Berhubungan seksual  dengan pasangan berbeda-beda (multi partner).
  • Hubungan seksual dengan pekerja seksual komersil atau pemakai narkoba.
  • Korban pemerkosaan.
  • Hubungan sesama  jenis.

Penularan melalui jarum suntik disebabkan oleh :

  • Pemakaian jarum secara bersama (sharing needle).
  • Secara tidak sengaja tertusuk jarum atau benda tajam yang tercemar di fasilitas kesehatan.

Penularan tentu saja dapat terjadi dari perempuan pengidap HIV kepada janin yang dikandungnya atau bayi sewaktu proses persalinan atau menyusui. Itulah sebabnya sekarang ditawarkan kepada ibu hamil, bahkan sebelum hamil untuk melakukan tes HIV, dengan harapan menurunkan kejadian penularan kepada bayinya.

Tes HIV

Tes ini dilakukan untuk mengetahui apakah seseorang telah terinfeksi virus HIV. Banyak orang yang mempunyai risiko tinggi untuk mendapat infeksi HIV tidak pernah melakukan tes ini, mungkin karena tidak menyadari pentingnya atau ketakutan jika hasilnya positif.

Sebelum  melakukan tes HIV ada beberapa hal yang sebaiknya diketahui :         

  1. Tes sedini mungkin memungkinkan penyakit dideteksi seawal mungkin, dan perlu diketahui pengobatan paling efektif bila dimulai sedini mungkin sebelum gejala muncul. Pengobatan HIV saat ini sangat efektif, sehingga penderita hidup seperti orang normal meskipun untuk hal tersebut ia harus minum obat ARV.
  2. Pengobatan selain mengobati penderita sendiri, juga akan mencegah penularan kepada orang lain  meskipun untuk hal tersebut diperlukan perubahan gaya hidup.

Kembali dikemukakan data dari perkiraan jumlah kasus HIV yang lebih dari 600.000, sekitar 300.000 yang melakukan tes HIV dan hasil positif didapatkan pada 21.511 kasus baru, ini artinya banyak kasus HIV yang belum terdeteksi sehingga berpotensi menularkan kepada orang lain.

Sampai sejauh ini baru sekitar 30.000 yang mendapat pengobatan ARV (anti-retroviral virus). Oleh karena itu, Kementerian Kesehatan dalam menyusun strategi untuk mengatasi masalah ini berupaya meningkatkan peranan rumah sakit dalam pengendalian infeksi dan meningkatkan cakupan tes HIV.

Cara Tes HIV

Paling tidak dikenal 2 macam tes HIV, yaitu :

1.   Rapid test atau cara cepat.

Karena dalam waktu 5-40 menit hasilnya sudah bisa diketahui. Pasien dapat menunggu hasilnya, sehingga tidak perlu bolak-balik. Meskipun cepat, sensitivitas tes ini tinggi mencapai 99%. Hasil tes yang positif perlu dikonfirmasi dengan tes standar.

Sebaliknya bila hasilnya negatif  dapat dikatakan tidak atau kecil kemungkinan tertular, meskipun bila ragu tes dapat diulang dilain kesempatan pada 6 minggu, 12 minggu dan 24 minggu kemudian. Kadang-kadang hasilnya meragukan, tes ini juga diulang dilain kesempatan sambil di observasi.  Bahan tes dapat diambil dari darah hasil tusukan jarum atau air liur.

2.   Standard test.

Bahan dari cara ini berasal dari darah vena, memerlukan beberapa hari untuk mendapatkan hasilnya. Anonym test yaitu bila pasien minta identitasnya disamarkan atau tidak diketahui orang lain.

Pusat Pengendalian Penyakit (CDC) Amerika Serikat menganjurkan tes ini untuk warganya yang berusia 13-64 tahun bagi mereka yang berisiko. Bahkan bagi mereka yang berisiko tinggi seperti homoseksual, pengguna narkoba suntik, mereka yang berganti-ganti pasangan seksual, dianjurkan melakukan tes setiap 6-12 bulan.

Bagi mereka yang tertusuk jarum atau benda tajam, atau terpapar bahan  yang dicurigai mengandung virus HIV dilakukan tes HIV 6 minggu, 12 minggu dan 24 minggu setelah terpapar.

 Siapa yang perlu di tes

Untuk mengingatkan kembali siapakah yang sebaiknya perlu tes HIV, dapat dilihat di bawah ini :

  • Pengguna narkoba suntikan.
  • Hubungan seks yang tidak aman.
  • Pasangan seksual kelompok berisiko.
  • Ibu hamil di daerah yang memiliki risiko tinggi HIV.
  • Penderita penyakit menular seksual.
  • Penderita TBC yang diduga berkaitan dengan HIV.
  • Penderita hepatitis B atau C yang dicurigai terkait dengan HIV.
  • Penderita penyakit lama yang tidak sembuh (demam, diare, batuk, berat badan menurun yang tidak diketahui sebabnya).
  • Mereka yang ingin di tes.

Kesimpulan

Penyakit HIV AIDS dapat mengenai semua orang, belum ada vaksin untuk pencegahnya, belum ada obat yang dapat menyembuhkan dan penyebarannya sangat cepat. Salah satu upaya untuk mencegah penyebaran adalah mengetahui  penyakit sedini mungkin, sebelum menularkan kepada orang lain dan sebelum gejala muncul sehingga kesakitan apalagi kematian karena HIV dapat dicegah.

Prognosis dan kualitas hidup penderita HIV semakin baik bila penyakit diketahui sedini mungkin. Oleh karena itu, di harapkan agar selalu lakukanlah tes HIV di fasilitas kesehatan terdekat yang ada di kota Anda.

10 TOPIK MENARIK LAINNYA

pepek anak SD, cara membuat handbody racikan makassar, cara melebatkan bulu kemaluan, DAUN wisa, cara menghitamkan tahi lalat, fakta reaksi minum jus nanas campur ragi, cara meracik handbody marina, cara melepas behel dengan baking powder, cara membesarkan tahi lalat, cara membuat lem behel sendiri