MEDIKALOGI.COM – Pernahkah Anda melihat seseorang yang posisi bola matanya terlihat aneh saat diajak berbicara? atau pernahkah Anda melihat bola mata seseorang lain sebelah atau miring kedua-duanya?
Kondisi letak bola mata seseorang yang aneh inilah biasa di namakan dengan mata juling atau strabismus. Strabismus (mata juling) adalah merupakan suatu kondisi di mana kedua bola mata tidak tertuju pada satu obyek yang menjadi pusat perhatian secara bersamaan.
Keadaan ini bisa menetap (selalu tampak) atau dapat pula hilang timbul yang muncul dalam keadaan tertentu saja seperti saat sakit atau stress. Mata yang tampak juling dapat terlihat lurus dan yang tadinya tampak lurus dapat terlihat juling.
Terdapat beberapa jenis strabismus :
- Esotropia : Mata bergulir ke arah dalam.
- Eksotropia : Mata bergulir ke arah luar.
- Hipertropia : Mata bergulir ke arah atas.
- Hipotropia : Mata bergulir ke arah bawah.
Epidemiologi
Strabismus terjadi pada kira-kira 2% anak-anak usia di bawah 3 tahun dan sekitar 3% remaja dan dewasa muda. Kondisi ini mengenai pria dan wanita dalam perbandingan yang sama. Strabismus mempunyai pola keturunan, sebagai contoh, jika salah satu atau kedua orangtuanya strabismus, sangat memungkinkan anaknya akan strabismus juga.
Namun, beberapa kasus terjadi tanpa adanya riwayat strabismus dalam keluarga. Anak-anak disarankan untuk dilakukan pemeriksaan mata saat usia 3-4 tahun. Bila terdapat riwayat keluarga strabismus, pemeriksaan mata disarankan dilakukan saat usia 12-18 bulan.
Gejala
Gejala utama strabismus adalah mata yang tidak lurus. Artinya bila satu mata terfokus pada satu obyek, mata yang lain tertuju pada obyek yang lain. Selain itu juga terdapat gerakan mata yang tidak terkoordinasi. Dapat terjadi pula penglihatan ganda akibat kedua mata tidak fokus ke objek yang sama. Kadang-kadang anak dengan strabismus akan memicingkan satu mata atau sering berkedip di saat matahari terik atau memiringkan leher untuk melihat suatu benda.
Penyebab
Penyebab strabismus yang pasti belum seluruhnya diketahui. Terdapat enam otot mata yang mengontrol pergerakan bola mata. Agar kedua mata lurus dan dapat berfokus pada satu objek yang menjadi pusat perhatian, semua otot pada setiap mata harus seimbang dan bekerja secara bersama-sama.
Strabismus terjadi bila terdapat tarikan yang tidak sama pada satu atau beberapa otot yang menggerakan mata. Selain itu, dapat pula terjadi karena adanya kelumpuhan pada satu atau beberapa otot penggerak mata. Strabismus lazim ditemukan pada anak-anak dengan kelainan pada otak, seperti down syndrome, anak yang lahir prematur, hydrocephalus, tumor otak, atau cerebral palsy. Pada orang dewasa, strabismus biasanya disebabkan oleh katarak, stroke, diabetes mellitus, tumor otak atau trauma yang mengenai penglihatan.
Pengobatan
Penanganan dini terhadap strabismus penting dilakukan agar tidak terjadi gangguan mata yang lebih berat seperti terjadi ambliopia, dimana tajam penglihatan tidak mencapai optimal sesuai dengan usia dan intelegensianya walaupun sudah dikoreksi kelainan refraksinya. Setelah pemeriksaan mata lengkap, dokter spesialis mata dapat merekomendasikan terapi yang sesuai.
Menutup mata yang normal dengan sebuah penutup (patching) bisa memperbaiki penglihatan pada mata yang melenceng dengan cara memaksa otak untuk menerima suatu gambaran dari mata tanpa menghasilkan penglihatan ganda.
Pada beberapa kasus, pemberian kacamata dapat meluruskan kedudukan bola mata. Terapi lain berupa tindakan operasi untuk menyeimbangkan otot yang tidak seimbang atau operasi katarak bila terdapat katarak.
Mata juling atau dalam istilah kedokterannya disebut strabismus, adalah salah satu masalah penglihatan dimana kedua bola mata tidak dapat melihat pada satu titik yang sama dengan fokus yang tepat.
Sebanyak 7% dari anak-anak usia 6 hingga 17 tahun memiliki masalah dimana penyimpangan mata ini dibagi menjadi 4 macam yaitu: esotropia (mata menyimpang ke dalam), exotropia (mata menyimpang ke luar), hyperropia (mata menyimpang ke atas) dan hypotropia (mata menyimpang ke bawah).
Penyebab dari mata juling antara lain :
- Faktor keturunan.
- Komplikasi dari penyakit seperti rabun jauh, katarak, dan panas tinggi disertai kejang.
- Gangguan otot dan saraf.
- Trauma mata seperti pernah tertusuk benda tajam/tumpul.
- Cedera yang dialami saat kelahiran.
- Resiko dari kehamilan tidak sehat seperti merokok.
- Infeksi virus dan bakteri misalnya: toksoplasma yang ditularkan lewat binatang peliharaan dan tumor otak.
Penanggulangan
Perawatan atau pengobatan yang biasa dilakukan untuk penderita mata juling tergantung dari tipe mata juling tersebut. Biasanya dimulai dengan terapi pemulihan kesatuan titik pandang dan penggunaan kacamata/lensa kontak, lalu dilanjutkan dengan melakukan tindakan operasi untuk memperbaiki otot penggerak mata.
Anda pun bisa memantau perkembangan mata anak sejak ia berusia 6 bulan. Caranya, perhatikan bila si kecil melirik dan bola matanya tidak sampai ke ujung, maka bisa jadi ia mengalami mata juling. Hal ini disebabkan karena mata tidak bisa bergerak ke segala arah dengan leluasa.
Ada anggapan bahwa menggantung mainan di atas kepala bayi juga dapat mengakibatkan mata juling, hal ini tidak sepenuhnya benar, namun ada baiknya pula untuk menggantung mainan di atas perut bayi dimana ini akan membuatnya lebih nyaman melihat.
Kasus mata juling pada anak-anak dapat disembuhkan asal mendapat perawatan sejak dini (sebelum usia 12 tahun). Jika terjadi akibat komplikasi penyakit ganas, mata juling hampir tidak dapat disembuhkan. Jangan anggap remeh kelainan mata ini, karena nantinya dapat membutuhkan waktu pengobatan yang jauh lebih lama serta kerusakan mata permanen.
10 TOPIK MENARIK LAINNYA
pepek anak SD, cara membuat handbody racikan makassar, cara melebatkan bulu kemaluan, DAUN wisa, cara menghitamkan tahi lalat, fakta reaksi minum jus nanas campur ragi, cara meracik handbody marina, cara melepas behel dengan baking powder, cara membesarkan tahi lalat, cara membuat lem behel sendiri