MEDIKALOGI.COM – Kebanyakan wanita suka berlama-lama berada di depan cermin untuk melihat apa yang kurang dari bentuk tubuh mereka dan ini adalah hal yang wajar. Namun, kebanyakan pula wanita kaget ketika melihat hal yang aneh dari bentuk payudara mereka. Bentuk payudara ternyata tidak sama besar.
Bentuk payudara yang tidak sama (asimetris) antara kanan dan kiri memang bisa membuat perempuan malu dan frustasi. Sebenarnya apa saja penyebab ukuran payudara wanita asimetris ini?
Ukuran payudara yang asimetris ini hampir dialami oleh 50 persen perempuan, meski demikian beberapa diantaranya tidak terlalu signifikan perbedaannya sehingga terlihat seperti normal.
Sebagian besar dokter beranggapan perbedaan ukuran payudara ini akibat faktor genetik. Hal ini karena pertumbuhan payudara dirangsang oleh pengaruh hormon estrogen pada saat muda.
Awalnya dimulai dengan tunas payudara dan sekitar dua tahun setelah periode menstrausi pertama payudara terus tumbuh sekitar 2-4 tahun lebih. Pada saat itulah kemungkinan terjadi perbedaan ukuran. Setelah seseorang berusia 21 tahun, maka pertumbuhan payudara akan berhenti dan akan berubah saat seseorang hamil atau menopause.
Selain faktor genetik ada pula hal lain yang bisa menyebabkan perbedaan ukuran payudara yaitu :
1. Obat yang dikonsumsi
Obat-obatan berbasis hormon seperti kontrasepsi bisa menyebabkan jaringan payudara tumbuh tapi tidak selalu di kedua payudara.
Tubuh dan jaringan payudara akan merespons peningkatan jumlah hormon dengan pembesaran kelenjar jaringan dan kadang menyebabkan pertumbuhan sementara. Kondisi ini biasanya tidak permanen, tapi jika asimetris tetap ada meskipun obat sudah dihentikan sebaiknya konsultasikan ke dokter.
2. Kehamilan dan menopause
Kedua proses ini menyebabkan fluktuasi kadar hormon yang cukup ekstrem dan kadang menyebabkan perubahan pada tubuh dan payudara.
Saat hamil tubuh bersiap untuk menyusui dengan peningkatan kadar progesteron yang menyebabkan cepatnya pertumbuhan dari sistem saluran susu, kelenjar dan jaringan payudara. Tapi kadang tidak terjadi di kedua payudara. Selama menopause terjadi penurunan estrogen yang menyebabkan lemahnya jaringan ikat pada payudara sehingga kehilangan elastisitas. Tanpa leastisitas, payudara mulai berubah bentuk yang mungkin menyebabkan perbedaan ukuran.
Sebagian besar perbedaan ukuran payudara biasanya tidak memerlukan peroses pembedahan. Tapi jika satu payudara sudah terlihat jauh lebih besar dari ukuran lainnya atau terlihat perbedaannya, maka ada kemungkinan untuk mempertimbangkan operasi plastik oleh dokter.
Kebanyakan ahli bedah memilih untuk tidak melakukan operasi plastik pada perempuan yang berusia di bawah 18 tahun, karena pada saat itu payudara masih tumbuh.
Kecuali jika seseorang mengalami pembesaran payudara besar yang disebut dengan virginal hypertrophy, yaitu memiliki ukuran payudara yang lebih besar dari ukuran cup D pada masa remaja. Operasi mungkin dilakukan pada usia yang jauh lebih muda meskipun payudara lainnya belum selesai pertumbuhannya.
Pembedahan untuk payudara asimetri mungkin melibatkan proses pembesaran salah satu payudara atau keduanya, pengurangan ukuran satu atau kedua payudara, atau pembesaran pada satu payudara dan pengurangan ukuran payudara lainnya. Sekitar 90 persen operasi memperbaiki payudara asimetris ini berhasil.
Perbedaan ukuran antara payudara kiri dan kanan bisa memprediksi risiko untuk terkena kanker. Menurut sebuah penelitian, jika selisih ukurannya makin besar maka harus sering diperiksa karena risiko terkena kanker cenderung makin besar.
Hampir semua perempuan memiliki payudara dengan ukuran yang sedikit berbeda antara sisi kiri dan kanan. Perbedaan ini disebut breast asymmetry dan umumnya tidak menyebabkan gangguan serius, bahkan jarang dilaporkan sampai menggangu penampilan.
Namun menurut penelitian, perbedaan tersebut bisa juga dipakai untuk memprediksi kemungkinan seseorang terkena kanker payudara. Makin besar perbedaan ukurannya, makin besar risiko terkena kanker.
Perbedaan yang dilihat bukan besar-kecilnya ukuran bra yang digunakan, melainkan kepadatan yang ditunjukkan dengan berat masing-masing payudara. Dalam penelitian tersebut, kepadatan massa pada jaringan payudara diukur dengan alat khusus yang disebut mammograph.
Setiap selisih 98,82 gram pada kedua sisi payudara, peningkatan risikonya mencapai 50 persen. Namun dalam penelitian tersebut tidak ditemukan selisih ukuran sebanyak itu, rata-rata ukuran kedua payudara hanya berselisih 48,19 gram hingga 57,6 gram.
Penelitian tersebut melibatkan 504 perempuan dewasa dengan ukuran payudara rata-rata 479,1 gram. Dari sekian banyak relawan yang dilibatkan, hanya 1 orang yang ukuran payudaranya benar-benar simetris atau sama besar antara sisi kiri dengan kanan.
“Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa breast asymmetry berhubungan dengan esterogen. Hormon tersebut juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi risiko kanker payudara,” ungkap salah seorang peneliti.
Meski hasil penelitian ini menunjukkan hubungan erat antara breast asymmetry dengan risiko kanker, Scutt mengatakan masih banyak faktor lain yang mempengaruhinya. Karena itu ia mengatakan, yang terpenting adalah pemeriksaan rutin agar risiko sekecil apapun bisa di deteksi sedini mungkin.
10 TOPIK MENARIK LAINNYA
pepek anak SD, cara membuat handbody racikan makassar, cara melebatkan bulu kemaluan, DAUN wisa, cara menghitamkan tahi lalat, fakta reaksi minum jus nanas campur ragi, cara meracik handbody marina, cara melepas behel dengan baking powder, cara membesarkan tahi lalat, cara membuat lem behel sendiri