MEDIKALOGI.COM – Apa yang ada di fikiran Anda jika mendengar kata payudara? Tentu saja pertanyaan ini membuat Anda berfikir tentang bentuk payudara yang seksi, bentuk payudara yang kencang, atau mungkin Anda berfikir ingin memiliki bentuk payudara yang indah dan seksi.
Membahas masalah payudara, memang tidak ada habisnya. Namun, Artikel berikut ini hanya menitikberatkan tentang bentuk-bentuk dan ukuran payudara yang di miliki oleh kaum wanita sebagai panduan atau acuan pada prosedur operasi estetik payudara.
Pertama-tama kita akan membagi payudara menjadi sisi atas dan sisi bawah dengan batas garis yang melalui puting susu tegak lurus terhadap garis sumbu tubuh. Payudara ideal adalah bila panjang sisi atasnya 2 x panjang sisi bawahnya.
Proyeksi lurus puting susu terhadap dinding dada adalah setinggi atau pada level garis lipatan payudara. Terakhir, pada penampakan samping bagian atas payudara harus menunjukkan garis yang relatif lurus dari pangkal dinding dada sampai ke titik puting susu, kemudian bagian bawahnya berbentuk kurva atau lengkungan yang landai.
Kesemua gambaran di atas relatif lazim ditemui pada gambaran payudara wanita dewasa muda. Namun, faktor etnis, usia, kondisi gizi, kehamilan, dan lain-lain yang membuat banyak variasi pada bentuk dan ukuran payudara wanita. Keluhan yang sering diungkapkan oleh klien-klien wanita terkait dengan bentuk payudaranya adalah proporsi volumenya yang rata atau relatif kecil, atau justru kebalikannya berupa proporsi volume yang terlalu besar, serta bentuknya yang sudah mengendur pada ibu-ibu yang sudah melewati beberapa kali proses menyusui.
Bentuk payudara yang relatif kecil atau rata
Hal yang relatif sering di konsultasikan oleh klien wanita muda belia adalah bentuk payudara yang menurut mereka terlalu kecil dibandingkan rekan-rekan sebaya atau seukuran tubuh yang sama. Hal ini biasanya terjadi secara genetik (diturunkan) dari garis keluarga sebelumnya. Kadangkala klien wanita dari kalangan usia yang lebih lanjut juga datang berkonsultasi dengan keluhan serupa, termasuk adalah ibu-ibu yang pernah mengalami operasi pembuangan massa tumor atau kanker payudara.
Latar belakang keluhan yang paling mendesak sesungguhnya bukanlah gangguan anatomi atau gangguan kinerja sehari-hari, tetapi lebih berat ke arah gangguan psikologis untuk mengatasi rasa rendah diri (minder) dari yang bersangkutan di dalam pergaulannya.
Pada wanita muda belia di mana kecantikan dan keelokan tubuh masih menjadi hal yang penting dalam pergaulan, hal tersebut kadang akan membatasi pergaulannya dengan sesama remaja putri, apalagi dengan remaja lawan jenis. Pada wanita yang mengalami kehilangan isi payudaranya akibat operasi pembuangan massa tumor atau kanker, mereka ingin menghindarkan diri dari menjadi sasaran rasa iba di dalam bersosialisasi.
Bentuk payudara yang terlalu besar
Pada keadaan yang berlawanan, kadang-kadang ada klien wanita datang berkonsultasi akibat ukuran payudaranya yang terlalu besar. Pada wanita etnis Asia, hal ini tidak terlalu lazim, lain halnya dengan wanita etnis Afrika atau Afro-Amerika yang memang memiliki proporsi payudara yang besar.
Pada keadaan seperti ini, seringkali ada keluhan fisik berupa postur tubuh yang dirasakan semakin membungkuk, atau pegal-pegal dan nyeri pinggang bila mereka terlalu lama dalam posisi tegak. Keluhan psikologis juga kadang-kadang diutarakan, antara lain berupa rasa risih bila pria terlalu sering memusatkan pandangan dan perhatiannya pada dada mereka, atau kesulitan untuk mencari ukuran bra yang besar.
Menilik anatomi normal payudara, lingkar atas dan lingkar dalam payudara merupakan daerah yang sempit dan memiliki ruang terbatas, sehingga massa jaringan lemak dan kelenjar susu lebih banyak menempati lingkar bawah dan lingkar bawah-luar payudara. Demikian pula pada payudara yang ukurannya besar, jaringan lemak dan kelenjar susu tumbuh relatif berlebihan di lingkar bawah dan lingkar luar-bawah payudara.
Dengan mempertimbangkan hal itu, serta fakta bahwa separuh atas payudara adalah daerah yang terbuka tidak tertutup oleh bra ataupun pakaian renang, maka prinsip prosedur pengecilan payudara adalah mengurangi isi separuh bawah payudara dan menyesuaikan bentuk lengkung payudara sehingga sisi lengkung luar payudara pascaoperasi akan sedikit ditarik ke arah garis tengah.
Bentuk payudara yang kendur
Sering pula klien wanita dari golongan yang lebih berumur datang berkonsultasi akibat bentuk payudaranya yang dirasakannya menyusut setelah melahirkan dan menyusui. Pada keadaan seperti ini, mereka awalnya datang untuk memperindah kembali bentuk payudaranya agar lebih berisi seperti sedia kala. Keluhan psikologis yang juga kadang-kadang diutarakan antara lain adalah rasa rendah diri bila harus berbusana renang atau perasaan tidak menarik lagi di hadapan suami. Secara awam, biasanya klien wanita seperti ini akan berfikir dan awalnya berkonsultasi untuk melakukan prosedur penambahan isi payudara dengan penyisipan implant (breast augmentation).
Yang harus Anda fahami di sini adalah penyebab gambaran payudara kendur adalah hilangnya daya elastisitas jaringan penggantung (ligament) payudara, bukan karena berkurangnya isi payudara. Proses menyusui tidak akan pernah mengurangi isi payudara. Justru pada saat menyusui payudara menjadi lebih berisi. Kelenjar-kelenjar susu di dalam payudara secara alamiah akan bertambah banyak dan bertambah besar untuk memfasilitasi produksi ASI yang dibutuhkan.
Kemudian pengaruh hormon menyebabkan lapisan lemak payudara menjadi lebih tebal. Kedua hal tersebut menambah massa payudara, ditambah lagi gaya tarikan oleh bayi sewaktu menghisap atau menyusu dan pengaruh alami gaya gravitasi memperberat beban kerja jaringan penggantung (ligament) payudara. Pada suatu saat jaringan penggantung ini akan mencapai titik jenuh, kehilangan elastisitasnya, dan payudara menjadi mengendur. Pada keadaan ini posisi puting susu mulai merosot tidak lagi berada pada level sejajar lipatan bawah payudara.
Kemudian, saat periode menyusui berakhir, tubuh akan melakukan adaptasi ulang. Karena tidak lagi dibutuhkan kinerjanya, kelenjar-kelenjar susu yang awalnya membesar mulai menyusutkan diri (involusi) ke ukuran semula pada saat tidak aktif. Saat seorang ibu mulai menyesuaikan berat badannya pasca persalinan (dengan diet dan atau latihan olah raga), maka cadangan lemak di seluruh tubuh ikut menipis dan di metabolisme.
Secara normal jaringan lemak payudara adalah simpanan lemak utama pada wanita, sebagai konsekuensi penipisan jaringan lemak seluruh tubuh maka jaringan lemak payudara juga akan ikut menipis. Adanya penyusutan kelenjar-kelenjar susu dan penipisan bantalan lemak payudara (kembali ke ukuran awal sebelum kehamilan dan menyusui) membuat perasaan seolah-olah payudara mengecil, padahal sebenarnya payudara hanya kembali ke ukuran awalnya saja. Proses yang sebenarnya terjadi justru pengenduran payudara seperti yang telah dijelaskan di awal.
Beberapa faktor risiko mempengaruhi tingkat kekenduran payudara akibat proses adaptasi payudara selama periode hamil dan menyusui. Faktor-faktor tersebut adalah indeks massa tubuh ibu (profil ‘gemuk’ maka semakin besar risiko dan berat tingkat kekenduran payudara), jumlah kehamilan ibu (semakin banyak maka semakin besar risiko dan berat tingkat kekenduran payudara), ukuran bra awal sebelum hamil (semakin besar maka semakin besar risiko dan berat tingkat kekenduran payudara), kebiasaan merokok ibu (mempengaruhi elastisitas jaringan ikat) dan usia ibu.
Demikianlah pembahasan mengenai bentuk maupun ukuran payudara yang dimiliki oleh kaum wanita. Semoga apa yang telah saya tuliskan di atas, dapat menambah wawasan pembaca sekalian. Lebih dan kurangnya saya mohon maaf.
10 TOPIK MENARIK LAINNYA
pepek anak SD, cara membuat handbody racikan makassar, cara melebatkan bulu kemaluan, DAUN wisa, cara menghitamkan tahi lalat, fakta reaksi minum jus nanas campur ragi, cara meracik handbody marina, cara melepas behel dengan baking powder, cara membesarkan tahi lalat, cara membuat lem behel sendiri